Baru-baru ini, gw bilang kepada seseorang, bahwa tidur adalah obat segala. Beberapa contohnya nih…
– Kalau sakit kepala, tidur aja, biasanya abis tidur sakit kepalanya hilang.
– Kalau sakit perut, terutama sakit perutnya wanita di hari H, ga perlu minum obat2 yg saat ini diwanti2 berbahaya bagi tubuh. Cukup paksain diri untuk tidur, abis tidur sakit perutnya secara ajaib hilang.
– Kalau lapar dan lagi gak ada makanan di kamar or di rumah? Tidurlah. Rasa lapar jadi tidak terasa.
– Kalau lagi bete n bad mood, gw juga biasanya tidur, biar semua rasa kesal di hati langsung menguap hilang.
– Kalau lagi capek or badan pegal2, tidurlah. Bangun tidur, rasa lelah itu hilang dan badan juga segar.
– Kalau lagi stress, pikiran juga merasa buntu, tidurlah. It really works! Pernah gw merasa stress, buntu, ga bisa mikir seharian, sampai saatnya gw tidur di malam hari. Lalu paginya, ketika bangun, gw bisa berpikir kembali dan memperoleh jalan keluar atas masalah yang gw hadapi di hari sebelumnya.
Dan tentu saja, jika kita sakit, hampir setiap obat memiliki efek samping mengantuk. Itu agar kita bisa tidur lebih mudah, karena memang penyakitnya tidak akan cepat sembuh apabila kita kurang istirahat. Tapi, biarpun tidur itu obat segala, bukan berarti makin banyak waktu tidur makin bagus. Segala sesuatu yg berlebihan tidak pernah ada yang bagus. Maka, tidurlah secukupnya, maksimal 8 jam sehari, supaya 16 jam sisanya bisa kita manfaatkan untuk waktu yang produktif 🙂
Satu lagi: kalo (dulu) kuliah membosankan, tidur aja 😀
hahaha… iyaa bener jugaaa… gw jd inget pernah tidur selama 2 jam matkul gara2 begadang 2 hari 2 malam… hahahahaha…