Udah lama kayaknya gw gak posting soal makanan. Ya semenjak gw keluar dari kota surga makanan, alias Bandung. Hehe.. Di Samarinda gw gak menemukan makanan unik dan menarik. Nah, kalau di Banjarmasin ini, masih lebih variatif dan unik makanannya, dibanding dgn di Samarinda. Okay, everybody knows about Soto Banjar. Kalau Soto Bandung berkuah kuning, Soto Betawi berkuah santan, Soto Banjar berkuah bening saja. Ada banyak tempat jual soto Banjar disini. Tapi, ada satu tempat yang menjual soto Banjar terenak sejauh ini yg pernah gw rasakan, yaitu Soto Banjar Bang Amat (based on Foursquare application, alamatnya adalah di Jl. Benua Anyar no.56). Restorannya di pinggir sungai gitu, jadi ada view sungai beserta kelotok2 yg kadang lewat, hehehe…
Second, another unique food that I just heard lately since I was in Banjarmasin is Nasi Itik Gambut. Nasi itik adalah nasi dengan lauk daging itik. Sementara Nasi Itik Gambut adalah nasi itik yang terletak di daerah Gambut (hahaha,, kurang ilmiah apa lagi penjelasan gw?). Ada banyak yg jualan nasi itik di daerah gambut, tapi kalau kata teman mekanik gw yg waktu itu mengantarkan gw makan nasi itik, tempat yg menjual nasi itik terenak dan juga harga tidak mahal adalah Nasi Itik Gambut Tenda Biru. Sayang sekali gw lupa di KM berapa itu tempat makannya. Konsepnya unik, seperti fast food aja. Nasi itiknya sudah disediakan banyak dalam bungkus daun pisang. Begitu datang, kita tinggal mengambil nasi itik yg sudah dibungkus2 itu, lalu cari tempat duduk kosong dan makan deh. Penasaran dengan bentuknya? Here are the pics.
Rasanya menurut lidah gw sih oke2 aja. Enak. Tapi gw rasa kok soal penampilan dan penyajiannya masih kurang ya? Cuma nasi dan itik tok. Kadada (read: tidak ada – bahasa banjar) apa-apanya lagi nah. Dikasih lalap kek, or sayuran apa kek, biar lebih bikin segar dan berselera. Memang rata2 orang2 di sini kurang memperhatikan soal tampilan dan penyajian makanan. Padahal kan itu penting. Seperti prinsip gw, DO JUDGE THE BOOK BY ITS COVER. Penampilan or packaging itu penting, karena menyangkut kesan pertama.
Tampaknya masih ada tempat makan dan makanan unik dan enak lainnya di Banjarmasin. Yang unik lainnya, ada Lontong Orari. Yang enak lainnya, ada Ikan Bakar Fauzan dan D’Master. Tiga yg barusan gw sebut belum pernah gw coba, but recommended by other people. Yang udah gw coba lagi antara lain : Bakso Pal 1 (di banjar, pal itu sama artinya dgn kilometer) yg terletak di Jl. Ahmad Yani Km.1 , Nasi Bakar di daerah Kayu Tangi, dan Rumah Makan Kemangi (just tried the Iga Bakar).
Bicara soal makanan dan tempat makan di Banjarmasin, tidak seperti di kota2 di Kaltim (seperti Balikpapan dan Samarinda dan juga Sangatta), harga makanan di sini termasuk dalam kategori murah. Gw makan siang biasa menghabiskan rata2 sekitar Rp 8.000,- hingga Rp 13.000 saja. Begitu juga dgn makanan2 lainnya. Kalau di Samarinda, hmmm seporsi sate ayam dan es teh aja bisa 25ribu rupiah.
Kalo soal makanan ringan, disini ada jagung bakar (banyak di satu jalan tertentu kalau malam, yg gw lupa nama jalannya), batagor bandung jg ada, tahu crispy (seperti tahu brintik tp gak pake mayonaise), pentol, gorengan2 lah jelas standar (tapi disini ada saus khusus gorengan warna coklat yg rasanya sama sekali tidak pedas, lebih ke manis – sehingga gw lebih prefer makan gorengan pake cabe or lombok saja), dan lo jg bakal menemukan banyak gerobak yg menjual keripik singkong di sepanjang jalan apapun di banjarmasin. Kalo soal variasi makanan baik makanan berat maupun ringan, dibanding banjarmasin, samarinda, balikpapan dan jakarta; Bandung lah tetap pemenangnya… Ya nggak? Hehe 😀